Tahapan Teknis Pengaturan Kerja Tukang

Tahapan Teknis Pengaturan Kerja Tukang

Dalam pelaksanaan pembangunan diperlukan kerjasama yang baik antara pekerja/tukang, pengawas, dan anda sebagai pemilik proyek. Dalam tahapan teknis pengaturan kerja dilaksanakan secara berkesinambungan berdasarkan rencana kerja. Karena itu, dibutuhkan manajemen proyek yang mengatur keseluruhan proses dan tahapan pembangunan.
Namun, tidak semua pekerjaan dikerjakan secara berurutan, ada beberapa pekerjaan yang bisa dilakukan secara bersamaan, dan ada yang mesti dikerjakan secara bergantian.

Berikut tahapan teknis pengaturan kerja tukang:

1. Pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bersamaan

Beberapa pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bersamaan, contohnya:

  • Saat seorang tukang batu mengerjakan pondasi, sebagian tukang lainnya bisa mengerjakan tulangan pembesian untuk sloof dan kolom beton.
  • Saat tukang batu memasang batu bata, tukang kayu bisa menyiapkan begisting untuk kolom praktis, kolom struktur, dan balok.
  • Saat tukang kayu bekerja di atas memasang genteng, tukang batu bisa mengerjakan plesteran.

2. Pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bergantian
Beberapa pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bergantian, contohnya:

  • Pekerjaan pemasangan bata dikerjakan secara bergantian dengan pengecoran kolom beton
  • Pekerjaan pemasangan plafon dilakukan secara bergantian dengan pemasangan instalasi listrik
  • Pekerjaan pemasangan instalasai air dilakukan bergantian dengan pekerjaan plesteran

3. Beberapa pekerjaan yang bisa dikerjakan secara berurutan
Beberapa pekerjaan yang bisa dikerjakan secara bergantian, contohnya:

  • Pemasangan sloof beton dilakukan setelah pemasangan pondasi batu
  • Pekerjaan plesteran dikerjakan setelah pemasangan bata, dll

Selain harus mengenali tahapan teknis pekerjaan diaras, anda juga harus pandai memilih tukang yang berpengalaman, karena yang menentukan kualitas dan kerapian rumah anda adalah para tukang bangunan. Kesalahan dalam memilih tukang akan membuat hasilnya mengecewakan dan ini sering terjadi pada proyek pembangunan yang menggunakan sistem kerja borongan. Alangkah baiknya jika sebelum memutuskan untuk memperkerjakan tukang bangunan, anda telah menmdapat rekomendasi dari orang yang pernah memperkerjakan mereka atau melihat mereka bekerja di tempat lain.

Berikut beberapa ciri tukang yang berpengalaman:

  • Mempunyai keahlian membaca gambar kerja teknis
  • Ahli dalam bidang yang dikerjakan
  • Komitmen dalam menjaga kualitas dan kerapian
  • Bisa bekerjasama dengan tukang lainnya
  • Mudah diberi penjelasan sesuai yang anda inginkan
  • Hemat dalam penggunaan material/bahan bangunan
  • Mampu mengatasi permasalahan di lapangan
  • Rajin dan cepat dalam bekerja, serta rapi hasil kerjanya

Setelah mendapatkan pilihan kepasa siapa anda menyerahkan pekerjaan pembangunan, tahapan selanjutnya anda harus melakukan negosiasi apakah anda menggunakan sistem upah harian atau borongan.

Berikut perbandingan antara sistem harian dengan sistem borongan:

  • Upah sistem borongan lebih murah dari pada harian
  • Pekerja borongan terkadang kurang memperhatikan kerapian, karena ingin mempercepat waktu selesai
  • Pekerja harian terkadang bekerja dengan lambat, untuk memperbanyak jumlah hari kerja
  • Pekerja harian boisa lebih hemat jika anda bisa melakukan pengawasan setiaphari
  • Pekerja borongan bisa bekerja rapi jika anda melakukan pengawasan ketat. Tentunya anda harus mengenali lebih dahulu tata cara dan tahapan serta kategori pekerjaan

Jika teman-teman ingin mengetahui koefisien material bahan bangunan, bisa menggunakan Buku Pintar.
Dan teman-teman bisa mendapatkan Buku Pintar ini melalui link Website: Buku Mengitung Kebutuhan Material Proyek

Jika anda memutuskan untuk memakai sistem upah harian, anda harus pandai membaca pekerjaan dan kebutuhan anda terhadap pekerja. Ada beberapa jenis pekerjaan yang memerlukan sedikit pekerja. Selain memakai tukang ahli, anda juga memerlukan tenaga pembantu/kenek, supaya lebih hemat anda bisa menggunakan rumus satu kenek untuk dua tukang dan rumus hasil rata-rata satu pekerja perhari sebagai tukang:

  • Pasangan batu pondasi : 3m³ – 4m³
  • Pasangan batu : 3m³ – 5m³
  • Plesteran dinding : 3m³ – 4m³
  • Pemasangan plafon : 7m³ – 10m³
  • Pengecatan : 17m³ – 20m³

Dengan mengetahui rumus diatas, anda bisa memutuskan apakah akan memakai tukang harian atau tukang borongan, mudah bukan? salam sukses teman-teman arsitek

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *